Admin (Info Dewasa)
February 24, 2011
February 24, 2011
Jurus Ngeseks Nikmat Tanpa Rasa Sakit
Sering merasakan sakit saat bersanggama? Jangan dulu khawatir. Mungkin saja fisik Anda yang lelah atau psikologis Anda yang terganggu.
Sekira 15 persen wanita dan 5 persen pria ternyata pernah mengalami kondisi sakit saat bersanggama dengan pasangannya. Ya, rasa sakit ketika seks bisa disebabkan oleh dua hal. Pertama faktor psikologis dan kedua faktor fisik. Untuk meredakannya mencoba merek kondom baru atau mengaplikasi teknik foreplay yang berbeda akan mengatasi masalah tersebut. Jika penyebabnya faktor psikologis, maka Anda berdua dapat melakukan terapi untuk menyembuhkannya.
Berhubung penyebab rasa sakit antara wanita dan pria berbeda, sebaiknya ketahui penyebabnya berikut ini, seperti dilansir Health24.
Ketika pria mengalami nyeri saat berhubungan seks
Hal ini biasanya terjadi ketika pria sedang ereksi atau ejakulasi. Rasa nyeri ini biasanya ditimbulkan karena infeksi atau iritasi pada Mr P atau radang pada saluran urin. Faktor lainnya bisa juga dipicu karena penyakit seksual menular yang Anda miliki seperti herpes atau kutil pada kelamin. Ini tentu dapat menyebabkan sakit saat pria sedang mempertahankan ereksi. Jika kulup pria meradang, tentu akan menimbulkan rasa sakit saat ditarik. Ketika infeksi tersebut menyerang Anda, cobalah atasi dengan menggunakan antibiotik untuk meredakan nyeri yang tak tertahankan.
Ketika wanita mengalami nyeri saat berhubungan seks
Penyebab rasa sakit bagi wanita biasanya dikarenakan kekeringan pada Miss V mereka. Ketika seorang wanita terangsang secara seksual, kelenjar Miss V akan mengeluarkan cairan yang berfungsi sebagai pelumas. Jika proses ini terganggu, jumlah lubrikan tidak akan memadai. Hasilnya, wanita pun akan merasakan nyeri saat berhubungan seksual.
Kurangnya “foreplay” atau perubahan kadar hormon wanita juga dapat menyebabkan gangguan lubrikan. Untuk mengatasinya, antihistamin dapat meredakannya. Jangan gunakan pelumas bebas yang tak terjamin kesehatannya, karena akan mengurangi efektivitas kondom dan justru mendorong infeksi Miss V. Untuk wanita yang sudah mencapai menopause mengikuti terapi hormon untuk meringankan kekeringan pada Miss V dapat menjadi pilihan.
Sekira 15 persen wanita dan 5 persen pria ternyata pernah mengalami kondisi sakit saat bersanggama dengan pasangannya. Ya, rasa sakit ketika seks bisa disebabkan oleh dua hal. Pertama faktor psikologis dan kedua faktor fisik. Untuk meredakannya mencoba merek kondom baru atau mengaplikasi teknik foreplay yang berbeda akan mengatasi masalah tersebut. Jika penyebabnya faktor psikologis, maka Anda berdua dapat melakukan terapi untuk menyembuhkannya.
Berhubung penyebab rasa sakit antara wanita dan pria berbeda, sebaiknya ketahui penyebabnya berikut ini, seperti dilansir Health24.
Ketika pria mengalami nyeri saat berhubungan seks
Hal ini biasanya terjadi ketika pria sedang ereksi atau ejakulasi. Rasa nyeri ini biasanya ditimbulkan karena infeksi atau iritasi pada Mr P atau radang pada saluran urin. Faktor lainnya bisa juga dipicu karena penyakit seksual menular yang Anda miliki seperti herpes atau kutil pada kelamin. Ini tentu dapat menyebabkan sakit saat pria sedang mempertahankan ereksi. Jika kulup pria meradang, tentu akan menimbulkan rasa sakit saat ditarik. Ketika infeksi tersebut menyerang Anda, cobalah atasi dengan menggunakan antibiotik untuk meredakan nyeri yang tak tertahankan.
Ketika wanita mengalami nyeri saat berhubungan seks
Penyebab rasa sakit bagi wanita biasanya dikarenakan kekeringan pada Miss V mereka. Ketika seorang wanita terangsang secara seksual, kelenjar Miss V akan mengeluarkan cairan yang berfungsi sebagai pelumas. Jika proses ini terganggu, jumlah lubrikan tidak akan memadai. Hasilnya, wanita pun akan merasakan nyeri saat berhubungan seksual.
Kurangnya “foreplay” atau perubahan kadar hormon wanita juga dapat menyebabkan gangguan lubrikan. Untuk mengatasinya, antihistamin dapat meredakannya. Jangan gunakan pelumas bebas yang tak terjamin kesehatannya, karena akan mengurangi efektivitas kondom dan justru mendorong infeksi Miss V. Untuk wanita yang sudah mencapai menopause mengikuti terapi hormon untuk meringankan kekeringan pada Miss V dapat menjadi pilihan.